STOP BULLYING ! 3 Tips jitu hadapi Bully dengan Elegan


BIGME- Memiliki Badan Plus size memang bukanlah suatu kesalahan. namun tidak bisa dipungkiri bahwa memiliki tubuh BIG SIZE sungguh rentan dengan bully an. berdasarkan pengalaman saya sendiripun begitu, semenjak SMP dengan tubuh yang lebih besar dari sebagian orang, pasti olok-olokan datang entah dari teman sebaya maupun lingkungan sekitar. sungguh nyeri rasanya hati ini.

Bahasan tentang bully verbal ini saya dapatkan di grup sharing Yayasan Kita dan Buah Hati. Dan saya akan membaginya dengan Anda semua. Sharing is caring, isn’t it? :). Jadi apa saja 3 jurus menghadapi bully verbal?
  1. Diam, cuek, dan menjauh
Nggak ada gunanya kan ya ngeladenin bully-an orang ke kita. Ngabis-ngabisin energi dan kebahagiaan aja. Jadi mending diam, cuekin, dan jaga jarak. Cari lingkungan dan teman lain yang positif. Dengan mendiamkan, kita berharap dia bosan dan menghentikan bully-annya kepada kita. Kalau malah makin gencar gimana? Kita coba cara kedua:
2. Balas tanpa menghina.
Nah lho, gimana caranya balas tanpa menghina? Gini, misal ada yang bilang:
“Dit, item banget lo sekarang”
Tunjuk rambut, “Ini item, kulit gue mah coklat kali. Nggak bisa bedain warna, Bro?”
“Tun, gemuk banget sekarang, udah kayak dipompa”
“Iya nih, makmur banget hidup gue. Hidup Lo gimana?”
*Contoh di atas memakai nama saya dan suami, Rotun dan Adit. Kalau ada yang namanya sama jangan baper ya ðŸ˜€
Dengan menjawab demikian, maka:
  • Kita tidak membully balik, karena kan kita nanya^^.
  • Kita luruskan anggapan bahwa kekurangan yang dia lihat adalah kelebihan untuk kita. Kita tidak melihat seperti yang dia lihat.
  • Kita ngasih tau (dengan bahasa yang ‘keteplak’) bahwa kata-kata dia tidak menyenangkan buat orang lain, sehingga orang lain akan membalasnya dengan cara tidak menyenangkan pula.
  • kita berharap, dia nggak akan bisa jawab pertanyaan balik dari kita dan akhirnya diam.
Hal kayak di atas memang perlu latihan ya, bagaimana cara  self defense dan nyerang balik dengan anggun, KARENA KITA DISERANG duluan. Boro boro bisa nyerang balik kalau kita masih sibuk nata hati yang tetiba baper dan mellow abis dikatain begitu. Dan nggak pake nyolot ya, santai aja ngomongnya, hehehe..sok lah latihan di rumah *niat banget* LOL
3. Kalahkan diri Kita.
HEEEEH…maksudnya?
Gini, apa sih tujuan bully verbal? Apa tujuan dia membully kita?
Jelas, tujuan bully verbal adalah merendahkan lawan. Meledek, menghina, nyinyir dengan tujuan agar lawan merasa rendah diri, merasa salah mengambil keputusan, merasa terasing. Fyuuh..nggak enak banget yaa..Iyalah, mana ada orang seneng dipanggil “Eh, item, sini lo!” atau, “Gila, gemuk banget lo sekarang, udah kaya badak”. Meski, tujuannya hanya bercanda. Plis, kita garis bawahi ya. Yang namanya bercanda itu dua pihak merasa senang dan happy. Kaya anak anak lah. Kalau mereka bercanda dan ketawa bareng bareng, masih oke. Tapi kalau ada salah satu yang nangis, stop. Itu bukan lagi bercanda. Kalau satu pihak merasa bercanda tapi yang dibercandain nggak terima? Wassalam deh.
Jadi, cara yang ketiga adalah kita rendahkan diri kita, kalahin diri kita sendiri.Yang menjadi catatan, cara ketiga ini lebih susah dari cara kedua. Kenapa? karena kita perlu konsep diri dan percaya diri yang sangat bagus. Contoh:
“Tun, kok sekarang kurus banget sih, stress ya?”
“Iya nih, parah banget. Kayaknya tinggal tulang, kulit sama kentut doang. Gue aja ngeri kalau ada angin kenceng bisa terbang”
“Dit, tu sepatu lo butut amat”
“Iya nih,gue minta ganti sama nyokap nggak dikasih kasih. Kasian banget ya gue”
Dengan kita merendah dan menjatuhkan diri, maka diharapkan si pembully yang niatnya menjatuhkan kita jadi diam. Nggak ada gunanya lagi, pikir dia. Namun harus hati-hati juga ya di poin ketiga ini, karena salah salah kita dikira tersinggung. Padahal harusnya nggak kelihatan *padahal mah iyalah tersinggung*. Jadi balik lagi ke latihan yaa..latihan menerima kenyataan. Hahahah..
Well, udah panjang aja yaa…jadi kesimpulannya: Kenapa kalau di bully verbal sebaiknya tidak diam? Kalau diam saja, dan konsep dirinya nggak bagus, bisa hancur lama lama. Karena dia percaya kata-kata teman dan orang lain tentang dia, yang jelek-jelek. Nah, kehancuran konsep diri ini yang paling berbahaya. Membenci diri sendiri, merasa tidak berharga dan tidak dicintai. Bisa berujung ke menyakiti diri sendiri yang kasusnya sering kita dengar.
Bullying berdampak negatif bagi anak. Mulai dari mengganggu kejiwaan, pikiran, fisik, sampai pada keputusasaan terhadap hidup. Bahkan ada anak memilih bunuh diri karena kerap dibully oleh teman-temannya itu. (KPAI, 25 Mei 2015)
bukan cuma untuk anak loh gengs, untuk kita yang dewasa pun bisa memberi dampak yang luar biasa, minder, rendah diri, bahkan sampai ingin bunuh diri. jangan terlalu masukan dihati, bawa enjoy dan perbaiki diri ya gengs. semoga bermanfaat :)

(sumber : http://nyakrotun.com/)

Komentar

Postingan Populer